.

.
.

Minggu, 21 Maret 2010

SEJARAH PHI KUALA TUNGKAL (BAB I)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Pondok pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang mewarisi tradisi intelektual Islam tradisional. Sebagai pewaris, sudah tentu tradisi pesantren memuat aspek kesinambungan dan perkembangan, minimal dari sebuah tradisi sebelumnya yang mewariskan. Bak air curug, tradisi terus mengalir dan berkembang sesuai dengan konteks yang yang menyertainya. Di sinilah ditemukan signifikansi penelusuran kesinambungan dan perkembangan tradisi kepesantrenan dalam babakan sejarah.

Perspektif historis menempatkan pesantren pada posisi yang cukup istimewa dalam khazanah perkembangan sosial-budaya masyarakat Indonesia, tak terkecuali PP PHI. Sebagaimana dimaklumi, pesantren selama ini dikenal dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki misi untuk membebaskan peserta didiknya (santri) dari belenggu kebodohan yang selama ini menjadi musuh dari dunia pendidikan secara umum. Pada tatatan berikutnya, kebudayaan para santri dalam menguasai ilmu dan keagamaan akan menjadi bekal mereka dalam berperan serta dalam proses pembangunan yang pada intinya tidak lain dan tidak bukan adalah perubahan sosial menuju terciptanya tatanan masyarakat yang lebih baik.

Mungkin orang banyak lupa, ataupun belum mengetahui apa dan bagaimana kiprah PP PHI itu sebenarnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, menarik kiranya untuk meneliti kembali sejarahnya dengan sebuah pemikiran betapa pentingnya penulisan sejarah ini, juga berpikir jika penelusuran dan penulisan sejarah ini tidak dilakukan ke tahap yang lebih serius lagi dalam penggarapannya, mungkin sejarah PP PHI ini akan mengalami ke simpangsiuran. Memang sangat jarang sekali dilakukan penelitian terhadap lembaga pendidikan ini, hampir tidak terjangkau, hanya sedikit sekali literatur yang penulis temui, itupun belum sesuai porsinya.

Tidak banyak literatur yang dapat penulis temukan dalam sejarah pendidikan Islam di Jambi khusunya dan sejarah pendidikan Islam Indonesia umumnya, atau penelitian-penelitian dari perorangan ataupun instansi pendidikan. Sungguh ironis, begitu jarang peneliti meluangkan waktu yang cukup untuk menelitinya, dan sungguh sangat miris, PP PHI yang didirikan oleh KH. M. Daud Arif atau dikenal dengan ”Guru Daud” yang bertindak sebagai Founding Father MHI pada tahun 1936 silam, yang berumur setua ini, sudah terlalu banyak jumlah alumninya yang tersebar ke berbagai penjuru, kurang diketahui keberadaannya karena tidak terjamahnya penelitian secara komprehensif.

Kalau kita berbicara tentang sejarah berdiri dan perkembangan PP PHI, awalnya biasa-biasa saja, selanjutnya luar biasa, tampaknya kata-kata itulah yang patut dilontarkan ke PP PHI, dan langsung terbersitlah di pikiran yang tidak asing lagi di telinga dan benak masyarakat kota Kuala Tungkal khususnya, kabupaten Tanjug Jabung Barat dan provinsi Jambi umumnya bahwa PP PHI adalah satu pondok pesantren tertua di Tanjung Jabung Barat, dan salah satu dari “pondok pesantren tua” di provinsi Jambi. Sekalipun demikian perhatian para peneliti terhadap PP PHI belumlah begitu lama dimulai.

Sejak pendirian PP PHI ini, memulai pendidikannya dengan sangat sederhana yang mana di dalamnya mengajarkan agama Islam dengan menggunakan kitab suci al-Qur’an dan kitab-kitab yang memuat ilmu agama, megajarkan ibadah dan mengajarkan amal saleh, telah mengalami perubahan dari dalam dan selanjutnya dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam dengan ciri khas Indonesia.

Sebagai sebuah pondok pesantren, tentunya PP PHI itu sendiri tidak terlepas dari kontinuitas sejarah yang seharusnya diketahui dan dapat difahami oleh generasi sesudahnya. Dengan melihat sejarah masa lampau tersebut, dapat diambil pedoman apakah lembaga pendidikan tersebut telah melangkah maju dari masa dahulu ataukah semakin mundur.Meneliti sejarah pendidikan Islam Kuala Tungkal, tentunya tidak terlepas dari peranan PP PHI, baik dari lapangan pendidikan maupun usaha perjuangannya. Melihat kenyataan bahwa betapa Kuala Tungkal yang dimana mayoritas masyarakatnya muslim mencapai keberhasilan dengan berjuang tulus ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan agama di samping mengadakan perlawanan militer demi mempertahankan bangsa dan negara.

Suatu realita yang tak terbantahkan lagi, bahwa PP PHI adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional yang kemudian tampil dan berperan sebagai pusat pendidikan, perjuangan dan penyebaran agama Islam bagi pemeluknya secara terarah – sejak berdirinya – yang mengalami pasang surut mulai dari penjajahan Belanda, Jepang, revolusi kemerdekaan hingga zaman modern saat ini. Begitu sukar mempertahankannya karena mengalami beberapa masa yang begitu pelik.

Tidak diragukan lagi, agama Islam merupakan kontributor perkembangan nasionalisme di Kuala Tungkal. Dapat dikatakan Islam dan nasionalisme di Kuala Tungkal merupakan satu kesatuan erat yang saling mengisi. Islam sebagai agama yang dianut sebagian besar masyarakat Kuala Tungkal sangat berperan sebagai pendorong tumbuhnya pendidikan Islam dan pergerakan pergerakan nasional di daerah ini, oleh karena itu dengan mudah tumbuh dan berkembang karena banyaknya pengikut atau anggotanya.

PP PHI sejak dari zaman pra kemerdekaan sampai sekarang ini, sudah banyak amal baktinya kepada nusa dan bangsa, negara dan agama, yang mengisi perjuangan melaui berbagai aspek, selalu diikuti dengan ketekunan dan ketabahan, sehingga segala perjuangan dan dedikasinya bisa didayagunakan oleh masyrakat banyak. Kalau pada masa penjajahan Belanda dahulu masyarakat membangun madrasah untuk menyaingi sekolah Belanda, maka pada zaman kemerdekaan sekolah-sekolah swasta tersebut justru menunjang sekolah-sekolah yang diselenggarakan pemerintah.

Dalam perkembangan selanjutnya, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan dan tuntutan dinamika masyarakat, maka PP PHI-pun menyelenggarakan pendidikan jalur sekolah formal dan kegiatan lain yang bertujuan untuk pemberdayaan potensi masyarakat yang bukan hanya di sekitar Kuala Tungkal dan Tanjung Jabung semata-mata, tetapi juga masyarakat di luar daerah. Walaupun telah terjadi dinamika dalam dunia PP PHI, tetapi tetap saja berada dalam fungsi aslinya, yakni sebagai lembaga pendidikan guna mencetak tenaga ahli keagamaan Islam.

Institusi ini mengambil peran yang sangat strategis di era sekarang ini sebagai tempat untuk mencetak santri yang mampu memahami ”kitab kuning” atau kitab salaf. Disebut demikian karena pada umumnya kitab-kitab tersebut dicetak di atas kertas berwarna kuning, atau “kitab gundul” karena kebanyakan tulisannya tidak berbaris (harakat atau syakal), atau disebut juga dengan “kitab kuno” karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh dan panjang masa penyusunannya hingga sekarang. Selain itu pula untuk mengantarkan para santrinya memiliki keahlian yang tinggi dalam memahami substansi ilmu-ilmu agama dalam khazanah klasik itu. Selain itu juga diharapkan mampu memahami ”kitab putih”.

PP PHI merupakan Pondok Pesantren Type D yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah. Walaupun disebut sebagai pesantren kecil yang santrinya hampir/kurang dari 1000 orang dan hanya berpengaruh pada tingkat kabupaten, akan tetapi PP PHI mampu memberikan out-put yang mampu bersaing, dan mengeluarkan abituren madrasah yang berhasil menjadi orang yang menonjol atau menjadi tokoh di tengah masyarakat, sehigga menimbulkan kesan baik terhadap pendidikan madrasah.

Sudah berdekade lamanya, dari ”perut” PP PHI inilah banyak lahir tokoh-tokoh, yang memainkan peranan penting dalam khazanah intelektual keislaman masyarakat Tanjung Jabung Barat mulai dari ulama tradisonal dan ulama modern. Terdapat bukti-bukti sejarah bahwa tidak sedikit putra terbaik Tanjung Jabung yang ditempa dari pesantren. Sebenarnya sejarah tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk diuraikan. PP PHI adalah cikal bakal banyaknya berdiri pondok pesantren dan madrasah-madrasah Islam di Tanjung Jabung. Hal ini disebabkan karena para kiyai dan ustaz pendirinya tersebut berasal dari PP PHI yang tampil sebagai lokomotif pertautan keislaman.

Sebutlah misalnya, KH. M. Ali Wahab (pendiri Pondok Pesantren al-Bâqiyât ash-Shôlihât Parit Gompong Kuala Tungkal), KH. Iskandar Akbar [alm] (pendiri Pondok Pesantren as-Sa'âdah al-Abadiyyah Parit II Kuala Tungkal), yang mana kedua pondok pesantren inilah yang pastinya membawa perubahan yang selanjutnya mewarnai perkembangan pendidikan Islam Kuala Tungkal, dan pondok pesantren lainnya, yang tentunya bersama dengan PP PHI sebagai pondok pesantren induk. Selain kedua pondok pesantren tersebut, tidak bisa dikesampingkan bagaima juga peranan madrasah-madrasah dari cabang PP PHI itu sendiri, terlebih lagi madrasah-madrasah yang didirikan oleh alumni PP PHI. Selain itu juga sederetan kiyai-kiyai lainnya yang duduk di kursi legislatif, seperti KH. Abdullah Wahab dan KH. Ahmad Hijazi.

Selain itu juga mampu memberikan out-put yang mampu bersaing menembus “pasar” internasional, nasional dan regional. Sebut saja di antara mereka: H. M. Yamin, SH (Wakil Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Kuala Tungkal 2006-2011), H. A. Haris, P.hd [alm] (alumnus Temple University, Philadelphia, USA, ”Dosen Terbang” berkaliber internasiona,l Direktur Pasca Sarjana IAIN STS Jambi ------- ), Prof. DR. H. Ahmad Syukri, MA, (alumnus Institute of Islamic Studies McGill University Montreal Canada, Direktur Pasca Sarjana IAIN STS Jambi 2009-2013), Mukhlash Abrar, S.S (alumnus IAIN STS Jambi, Dosen UNJA), dan H. Aulia Rahman (Hadramaut; Timur Tengah) dan H. M. Zohiruddin, S.S (alumnus dan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juara I MTQ Nasional bidang khat [kaligrafi] yang “bermain” di kancah nasional).

Banyak lagi nama-nama alumni dengan sederet prestasi lain yang banyak dan sukar untuk diungkapkan karena terlalu banyak dan membutuhkan catatan yang cukup panjang untuk menguraikan semua. Disini tidak akan dijabarkan berapa banyak prestasi gemilang yang dicapai PP PHI, terlalu banyak jasanya dalam pembangunan Tanjung Jabung ini.

Sangat banyak ungkapan-ungkapan sejarah dari mulut ke mulut yang membicarakan tentang keikutsertaan PP PHI dalam usaha meninggikan posisi pendidikan Islam Kuala Tungkal dengan menghadapi berbagai macam tantangan yang begitu hebatnya meminta korban nyawa pelajar yang tergabung dalam PP PHI. Hal tersebut tetap saja dihadapi dengan ketabahan dan tekad bulat menegakkan kebenaran yang hakiki.

Akan tetapi sampai kini, masih sangat sedikit perhatian yang dicurahkan generasi sekarang untuk mengupas tuntas perihal kontribusi PP PHI dalam perkembangan pemikiran Islam Tanjung Jabung. Jadinya, diskursus intelektual pesantren ibarat garapan yang terlantar. Pemerintah Daerah harus mengerti persoalan ini dan selayaknyalah sudah memperhatikannya dengan memberikan reward atau bantuan yang dapat meningkatkan tarap PP PHI.

Karena begitu minimnya perhatian apalagi penelitian tentang bagaimana kisah PP PHI, melalui perjalanan panjang, yang pernah berkecimpung bidang militer dalam perlawanan melawan penjajahan pada awal mula berdirinya, sepak tejang para pendiri, tenaga pengajar (kiyai/ustaz), pelajar beserta orang tua mereka dalam mempertahankan lembaga pendidikan PP PHI itu sendiri. Sebenarnya umat Islam di Kuala Tungkal tanpa terkecuali PP PHI telah banyak turut handil untuk kepentingan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini ditandai dengan perlawanan-perlawanan umat Islam yang tergabung dalam PP PHI yang tegas-tegas menentang penjajah. Selain itu, beberapa di antara komponen MHI ikut berperan dalam partai politik, seperti Masjumi (Majlis Syuro Muslim Indonesia) pada tahun 1947, yaitu organisasi pederatif sebagai pengganti MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia) bentukan Jepang, sedangkan yang lainnya aktif dalam organisasi sosial Islam lainnya.

Sebenarnya sangat banyak peristiwa sejarah, sebagian besar adalah peristiwa lokal yang sebetulnya sangat bermakna tidak terungkap secara jelas atau tidak mendapatkan porsi yang selayaknya dalam sejarah nasional. Sementara itu ada peristiwa lokal di daerah tertentu yang terasa ditonjolkan sehingga terlihat dominan dalam buku sejarah perjalanan bangsa, terutama peristiwa sejarah yang terjadi di kota Jambi, sehingga seolah-olah Kota Jambilah yang mempunyai peranan penting dalam panggung sejarah Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan madrasah atau pondok pesantren di provinsi Jambi. Padahal, sejarah pendidikan daerah Kuala Tungkal itu sendiri tidak terlepas pada masa perang kemerdekaan 1945-1949 penuh dengan peristiwa heroik dalam mengusir penjajah Belanda yang kandungan nilainya tidak kalah dengan peristiwa yang terjadi di daerah lainnya di Indonesia.

Banyak hal yang membuat penulis tergugah untuk membukukan sejarah PP PHI ini. Memang bibir terasa kelu untuk membicarakannya, lidah terasa bisu untuk mengungkapkannnya, hati terasa lesu untuk menyampaiknnya, tangan terasa kaku untuk menuliskannya. Setelah berapa tahun lamanya sejak penulis hampir menjadi alumni MA PHI (pertengahan tahun 2001), setelah mengalami persoalan yang merintangi, membuka hijab pikiran yang berkecamuk yang telah lama tertutup rapat, maka tergetuklah hati penulis untuk segera menyelesaikan penulisannya. Kemudian dilanjutkan (awal tahun 2009) walaupun ada ketakutan banyaknya kesalahan dalam penulisan ini, tetapi penulis mencoba memberikan yang terbaik. Latar belakang Itulah kiranya yang memunculkan inspirasi mengapa penulis mengusahakan disusunnya buku ini karena bertalian erat dengan sejarah pendidikan Islam Tanjung Jabung umumnya dan Kuala Tungkal khususnya. Itulah mengapa, begitu disayangkan sekali, apabila ditinggalkan walau sedikitpun tentang kisahnya.

B. Pembatasan dan Perusmusan Masalah

Sebagaimana tercatat dalam sejarah, tradisi intelektual Islam Tanjung Jabung pada mulanya mengajarkan khusus ilmu pengetahuan agama Islam kepada murid-muridnya yang melahirkan pakar-pakar ilmu agama (ulama) yang dewasa ini memegang peranan penting dalam pendidikan agama Islam di Kuala Tungkal. Lembaga PP PHI merupakan benteng yang paling berjasa dalam proses pertahanan budaya masyarakat dan sekaligus menjadi sentral pembentukan karakter individu, berkembang sejak fase setelah beberapa dekade kemunculan Islam di Tanjung Jabung. PP PHI adalah merupakan lembaga pendidikan formal yang sudah cukup lama, tertua dan dikenal, bergerak dalam dunia pendidikan Islam yang memiliki tujuan membentuk ulama yang berwawasan luas, dan memiliki kemampuan mengkaji agama, serta ilmu pengetahuan lainnya yang mana perannya ternyata sangat didambakan masyarakat. Bukan saja menciptakan santri yang mahir dalam bidang ”kitab kuning” melainkan juga ”kitab putih”.

Dari gambaran di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran umum pendidikan kuala tungkal sebelum berdirinya MHI?

2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan Perguruan Hidayatul Islamiyah Kuala Tungkal?

3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan PP PHI Kuala Tungkal?

4. Bagaimanakah gambaran umum PP PHI Kuala Tungkal?

5. Bagaimanakah usaha yang dilakukan untuk menuju komplek PHI terpadu?

6. Bagaimanakah peran PP PHI dalam perkembangan Tanjung Jabung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud diungkapkan kembali bagian dari babakan sejarah PP PHI tersebut adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan kembali bagaimana perjuangan PP PHI itu sendiri. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana peran dan konsistensi PP PHI ”berlaga” dalam dunia pendidikan Islam Kuala Tungkal, serta untuk mengetahui dan menelusuri PP PHI dalam perkembangan pendidikan Islam Tanjung Jabung Barat. Kini usianya telah memasuki yang ke 75 tahun atau 3/4 abad. Dari keharuman namanya tersebut banyak yang meyakini dan menyerahkan pendidikan anaknya di lembaga pendidikan ini.

D. Kajian Pustaka

Sejarah pendidikan Islam PP PHI Kuala Tungkal masihlah relatif muda, namun belum ada satupun yang meriwayatkan tentang sejarah keberadaanya secara komprehensif. Selanjutnya, sejarah masa lalu tidak mungkin dapat diketahui hanya dari mulut ke mulut saja, melainkan haruslah dibutktikan dengan bukti tertulis yang dapat menguatkannya agar tidak ada ketimpangan dalam keberlanjutan sejarahnya.

Oleh karena itu, untuk menguatkan dan mengetahui sejarah PP PHI ini, maka penulisan sejarah ini diambil dari berbagai sumber berdasarkan keterangan yang penulis peroleh dari wawancara (cerita dari mulut ke mulut dari pelaku sejarah yang hingga kini masih hidup), dokumentasi (tulisan-tulisan yang masih dapt dijumpai), bukti nyata yang tersisa (fhoto-fhoto yang masih tersisa) sebagaimana tersebut di bawah ini:

a. KH. Abdul Halim Kasim, SH (1997). Sejarah Singkat Perguruan Hidayatul Islamiyah Kuala Tungkal. Buku ini menjelaskan tentang bagaimanakah kiprah PP PHI sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Kuala Tungkal sejak awal berdirinya, kisah perjalanan panjangnya dan periode-periode yang dilaluinya.

b. Riwayat atau keterangan dari murid MHI (1936) sekaligus guru MHI (1945 hingga sekarang) KH. M. Arsyad yang juga ditulisnya dalam catatan harian Beliau, yang hingga sekarang masih hidup sebagai kepala YPHI yang mengalami sendiri bagaimana sejarah perkembangan MHI itu sendiri mulai dari Beliau kecil hingga sekarang yang masih tinggal berdekatan dengan komplek MHI.

c. Departemen P & K. (1985). Sejarah Kebangkitan nasional Daerah Jambi dan Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Jambi. Buku ini menjelaskan tentang sejarah perjuangan rakyat di provinsi Jambi dari awal abad ke-20 hingga akhir revolusi kemerdekan RI di daerah Jambi. Efendi Hasan (2004). Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949). Buku ini menjelaskan tentang sejarah perjuangan rakyat Kuala Tungkal walaupun di dalam buku ini tidak secara gamblang atau langsung secara tekstual menyebutkan bagaimana perjungan dan nama MHI itu sendiri, akan tetapi cukup dikatakan sangat berkaitan dengan perjuangan rakyat Kuala Tungkal.

d. Dokumentasi dan fhoto-fhoto yang masih tersimpan oleh zuriyat pendiri, para guru dan alumni MHI yang hingga sekarang masih hidup.

Berbagai penulisan telah dilakukan mengenai MHI, namun penulisan yang ada hanyalah bersifat sekedarnya saja, tidak konprehensif. Selain karya ilmiah yang penulis sebutkan di atas, penulis juga mengetahui bahwa telah ada beberapa karya ilmiah/tulisan atau skripsi yang menjelaskan tentang sejarah pendidikan Islam di Kuala Tungkal, namun semua buku itu hingga sekarang tidak dapat di jumpai lagi, tidak diketahui dimanakah keberadaannya. Adapula karya ilmiah/tulisan atau skripsi, namun hanya memuat selintas bagaimana sejarah dan perkembangan MHI, melainkan hanya sekedarnya saja untuk menambah “coretan-coretan mengkal” atau “catatan-catatan dangkal” dalam buku yang ada. PP PHI ibarat “lahan tua” yang belum begitu terjamah oleh tangan-tangan peneliti profesional yang bergerak dalam dunia pendidikan Islam. Berarti sejarah PP PHI Kuala Tungkal belum pernah dibukukan/dikupas secara tuntas menurut porsinya. Padahal madrasah yang didirikan oleh Guru Daud merupakan kegiatan pendidikan yang pertama berbentuk sekolah diselenggarakan dalam rangka pembaharuan (al-tajdid), perbaikan (al-tashlih) dan penyebaran (al-tajdid wa al-tansyir) lebih jauh agama Islam yang masuk ke daerah ini sekitar awal abad ke-20.

Demikianlah kiranya sumber-sumber sejarah PP PHI Kuala Tungkal yang dapat saya kumpulkan meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Dengan segenap pikiran dan tenaga yang tersisa serta waktu dan kesempatan yang ada untuk menyelesaikan penulisan buku ini sebagai bentuk pengabdian atau dedikasi terhadap almamater PP PHI yang telah berjasa sebagai satu wadah atau lembaga pendidikan Islam. Sebuah obsesi untuk memberikan informasi yang valid dan akurat.

E. Metodologi Penelitian

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kiprah PP PHI sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Kuala Tungkal sejak awal berdirinya, kisah perjalanan panjangnya dan periode-periode yang dilaluinya. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam penelitian ini adalah bagaimana kiprah pendiri dan pemerakarsa, para kiyai, pelajar serta wali murid MHI dalam sejarah lokal dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di Kuala Tungkal.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang dipadu dengan penelitian lapangan (interview dan observasi). Adapun sumber-sumber yang dugunakan terdiri dari sumber kepustakaan primer dan skunder.

Adapun sumber-sumber keputakaan primer adalah buku Sejarah Singkat Perguruan Hidayatul Islamiyah Kuala Tungkal oleh KH. Abdul Halim Kasim, SH (1997) dan Riwayat atau keterangan dari murid MHI (1937) sekaligus guru MHI (1945 hingga sekarang) KH. M. Arsyad yang juga ditulisnya dalam catatan harian Beliau dan wawancara/rekaman bersama Beliau mengenai sejarah pendidikan Barat dan pendidikan Islam serta perkembangan MHI Kuala Tungkal.

Adapun data-data yang bersifat skunder penulis kumpulkan melalui karya ilmiah/tulisan atau skripsi dan interview dengan para guru dan alumni (termasuk di dalamnya zuryiyat dari pendiri, pemerakarsa dan guru) MHI itu sendiri. Bahan-bahan ini penulis jadikan sebagai bahan yang melengkapi, agar tulisan ini lebih konprehensif dan objektif serta dapat dipertanggungjawabkan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan mengenai dasar pemikiran, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN: di INDONESIA dan JAMBI.

BAB III GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN KUALA TUNGKAL SEBELUM BERDIRINYA MHI: penulis menjelaskan mengenai KEDATANG ETNIS PERANTAUAN KE KUALA TUNGKAL, KEADAAN KUALA TUNGKAL SEBELUM BERDIRINYA MHI, PENDIDIKAN DI KUALA TUNGKAL SEBELUM DATANGANYA GURU DAUD DAN BERDIRINYA MHI.

BAB IV SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PP PHI KUALA TUNGKAL: penulis membahas tentang LATAR BELAKANG HISTORIS BERDIRINYA MHI, PERIODESASI DAN PERKEMBANGAN PP PHI KUALA TUNGKAL, PER1ODE I (1936-1945): Kesadaran Religius dan Kebangsaan, PERIODE II (1945-1950): Perjuangan Fisik, PERIODE III (1950-1960): Pembenahan dan Pengaktifan Kembali Madrasah Setelah Penyerahan Kedaulatan Republik Indonesia Dari Kaum Penjajah, PERIODE IV (1960-1970): Pembangunan dan Pengembangan Madrasah, PERIODE V (1970-1980): Perkembangan Dengan Pesat, PERIODE VI (1980-1990): Pembinaan Madrasah PP PHI Pusat, PERIODE VII (1990-2000): PP PHI tetap Memfokuskan Pada Perkembangan PP PHI Pusat, PP PHI SAAT INI DAN MASA DATANG (2000-SEKARANG): Perkembangan Fisik Dan Pengembangan Komplek PP PHI Terpadu.

BAB V GAMBARAN UMUM PP PHI KUALA TUNGKAL: membahas tentang GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI PP PHI KUALA TUNGKAL,VISI DAN MISI PP PHI KUALA TUNGKAL, CIRI-CIRI UMUM PP PHI KUALA TUNGKAL, TYPE PP PHI KUALA TUNGKAL, UNSUR-UNSUR POKOK PP PHI KUALA TUNGKAL, STRUKTUR PERSONALIA PP PHI KUALA TUNGKAL, ADMINISTRASI PP PHI KUALA TUNGKAL.

BAB VI MENUJU KOMPLEK PHI TERPADU: membahas mengenai SUMBER DANA PP PHI, SUMBER DAYA PP PHI, PROGRAM PENGEMBANGAN PP PHI, PENGEMBANGAN SARA PRASARANA, PENGEMBANGAN KURIKULUM (MANHAJ) PP PHI, PENGEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH, PENGEMBANGAN KOPENTREN (KOPERASI PESANTREN), PERKEMBANGAN ORGANISASI DAN JENJANG PENDIDIKAN PP PHI.

BAB VII PERAN PP PHI DALAM PERKEMBANGAN TANJUNG JABUNG: menjelaskan tentang PERAN STRATEGIS PP PHI DALAM PENYEBARAN AJARAN ISLAM, PERAN STRATEGIS PP PHI DALAM PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAH, PERAN STRATEGIS PP PHI DALAM PROSES PEMBANGUNAN SOSIAL KEMASYARAKATAN, dan PERAN STRATEGIS PP PHI DALAM MENTRANSFORMASI ILMU PENGETAHUAN DALAM MENCIPTAKAN KADER INTELEKTUAL DAN SDM YANG BERKUALITAS.

BAB VIII PENUTUP: meliputi KATA PENUTUP dan SARAN-SARAN yang memberikan kesimpulan yang mengandung jawaban terhadap pokok permasalahan serta beberapa saran yang diajukan.[]


0 komentar:

Posting Komentar