.

.
.

Sabtu, 10 Oktober 2015

KISAH HEROIK PEJUANG KUALATUNGKAL MEREBUT KEMERDEKAAN BANGSA (1) H AHMAD DARE' PERNAH MENYUSUP KE MARKAS BELANDA SEBAGAI MATA-MATA

Radar Tanjab, Rabu, 10 November 2010
Nilai-nilai patriotisme dan heroisme yang terkandung dalam rekam jejak para pejuang bangsa Indonesia kala merebut kemerdekaaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda menjadi suri teladan bagi generasi muda di negeri ini, dan mewarisi semangat juang mereka yang berkobar dan jangan padam tertelan zaman. Sebab itu memperingati hari pahlawan 10 November setiap tahun, nilai-nilai patriotisme yang diwariskan dalam semangat juang para pahlawan bangsa merebut Indonesia merdeka tanpa pamrih, mereka rela mengorbankan jiwa demi Indonesia Merdeka, seperti apa rekam jejak heroisme para penjuang rakyat di Kualatungkal berikut cacatan Radar Tanjab

MUSDALIFAH RACHIM-KUALATUNGKAL

TIDAK banyak lagi saksi hidup sejarah perjuangan rakyat di Kualatungkal yang dalam melawan penjajah Belanda terjun langsung di kancah pertempuran. Dengan senja apa adanya mengusir penjajah di bumi Serengkuh Dayung Serentak ke Tujuan ini. Salahsatu veteran pejuangan rakyat melawan penjajah yang saat ini melewati usia senja sempat diwawancarai Radar Tanjab di rumahnya di Jalan Sriwijaya, Selasa siang (9/11) dialah H Ahmad Dare' bin H Damanhuri. Dalam kerentaan, karena usia yang menua menuturkan pengalaman perjuangannya bersama kawan-kawannya sesama pejuang rakyat Kualatungkal yang kini sebagian besar telah wafat. Namun satu diantaranya yang masih ada hingga kini adalah Mayor Sakiban, H Ahmad Dare' mengakui, perjuangan dan jiwa patriotisme yang dimiliki Mayor Sakiban, saat mengatakan itu lelaki ayah sembilan anak ini mengancungkan jari jempolnya tangan kanannya.

Wawancara yang dilakukan Radar Tanjab terhadap seorang pejuang ini dalam suatu komunikasi yang kurang berjalan lancar. Hal ini disebabkan pendengaran H Ahmad Dare' yang tidak lagi sempurna, sehingga Radar Tanjab membutuhkan komunikasi bantuan melalui tulisan, sehingga dimengerti. Beliau dalam kerentaan usia namun ingatannya masih tajam dan cemerlang mengingat pengalaman perjuangannya melawan Belanda.

Dikisahkan olehnya pernah diutus oleh tentara penjuang Rakyat Kualatungkal menyusup ke markas Belanda, sehingga diangkat menjadi mata-mata dan mendapatkan lisensi atau surat rekomendasi yang membuatnya bebas keluar masuk markas Belanda. "Saya diberi surat bertulis Ifihi, sehingga dengan surat itu saya dipesan jangan menyerahkan kepada tentara penjuang, karena Belanda menganggap saya sebagai mata-mata mereka. Padahal kawan-kawan menyusun strategi dalam melawan Belanda, melalui saya untuk mengetahui kekuatan musuh," ujar H Ahmad Dare' berkisah.

Lelaki yang tahun 2010 ini telah berusia 91 tahun itu, namun masih memiliki sisa-sisa keperkasaan masa mudanya selaku pejuang bangsa. Dia meneruskan ceritanya, saat dalam suatu pertempuran melawan Belanda di Parit 5 Belanda dengan menggunakan senapan laras pendek menembaki tentara penjuang. "Belanda menembaki kami, namun saya sempat berlindung dibawa pohon pedada, sehingga luput dari tembakan Belanda. Namun banyak teman-teman saya yang tewas tertembak, bahkan ada pula yang wajahnya berlumuran darah, namun teman ini selamat tidak gugur daalm pertempuran ini," ungkapnya.

Melanjutkan kisahnya, lelaki tua ini yang mengaku asal Kalimantan Selatan ini menyebutkan pula ayah ibunya membawanya merantau dari kampung halaman mereka di Kampung Tapuh, Kalimantan Selatan. Saat itu ia berusia 1 tahun di Tahun 1920. "Selama dalam kandungan 6 bulan, ibu saya baru pulang haji sehingga saya berada dalam kandungan ibu saat beliau ber haji ke Tanah Suci Mekkah pada tahun 1918. Saya lahir pada tanggal 2 bulan 3 tahun 1919, sepulang orang tua saya dari Mekkah. Setahun setelah itu, beliau membawa saya merantau ke Kualatungkal ini," ungkapnya dengan lancar. (Bersambung)

Jumat, 29 Mei 2015

50 PHOTO PHI KUALA TUNGKAL TEMPO DULU (TERLAMA 1)

DILARANG KERAS MEMPERBANYAK PHOTO-PHOTO INI DENGAN CARA MENGKOPY, MENCETAK DAN MENYEBARLUASKANNYA UNTUK KEPENTINGAN BISNIS TANPA IZIN AHLI WARIS!!!

Ini adalah sebagian photo-photo yang menceritakan tentang sejarah pendidikan Islam PHI Kuala Tungkal Tempo Dulu era 1930an-1960-an

SK Pertama KH. Ismail tertanggal 29 September 1936 sebagai guru pertama MHI yang dikeluarkan oleh Hoffd Penghulu Jambi KH. Abdusshamad Seberang Kota Jambi








KH. M. Arsyad (salah satu murid) pada waktu menjadi murid Madrasah Hidayautl Islamiyah Kuala Tungkal pada tahun 1939. ini adalah salah satu gambar murid MHI yang termasuk golongan yang mampu, beliau adalah cucu dari Datuk Penghulu H. Baharuddin, Datuk penghulu pertama Kuala Tungkal. Dahulu parapelajar MHI diwajibkan memakai peci (tidak boleh berjalan "gundulan" tidak memakai tutup kepala, baju tangan panjang/baju fathihah atau baju koko, (baju jas bagi yang mampu), sandal, sepatu (bagi yang mampu), sarung, dll.







Pasukan Hizbullah Front Tungkal Area saat Agresi Militer Belanda I dan II di Kuala Tungkal (1945-1949) di bawah Pimpinan KH. M. Daud Arif (duduk di tengah dengan memegang tongkat) (2 Agustus 1948)






Inilah masjid perjuangan Kota Kuala Tungkal, tempat berkumpulnya para ulama, umara, fuqaha, syuhada, aghniya. Masjid Agung Tempo Dulu yang kubah masjidnya hancur di bombardir Belanda pada Agresi Militer Belanda II tahun tepat pada hari jum'at tanggal 21 Januari 1949 ketika umat muslim hampir melaksanakan shalat jum'at. (photo diambil setelah kubah masjid diperbaiki sekitar pada tahun 1949 itu juga)
















KH. M. Arsyad bersama shohibnya orang Seberang Jambi setelah pulang dari tanah suci bersama rombong Hj. Sampurna pada tahun 1952.



Dua ustazah puteri MHI pertama dengan latar belakang gedung MHI Gambar sebelah kanan adalah Hj. Sampurna (sebelah kiri Hj. Saniah) setelah pulang dari haji bersama rombongan KH. M. Arsyad pada tahun 1952.







Bergambar di gedung MHI Putera yang bersebelahan dengan gedung Masyumi Kula Tungkal yang sekarang telah dihibahkan ke YPHI, tampak di tengah baju putih KH. M. Daud Arif (Founding Father MHI)
Selamat perlombaan Pembacaan Al-Qur'an al-Karim Kecamatan Tungkal Ilir. 5 Rabiul Awwal 1372/23 Nopember 1952





Kursus Pengetahuan Umum (KPU) A Kuala Tungkal Tanggal 22 Nopember 1953.

Dari kiri ke kanan: H. Abdul Kadir, Pak Jailani, Pak Tanggang, KH. M. Daud Arif, H. Ali Sudin (Wedana), KH. Abdul Aziz, H. Syamsuddin (Camat), H. Syaukani dan Arifin. (Photo 1953)


Upacara hari pembukaan ujian murid-murid Madrasah Hidayatul Islamiyah Kuala Tungkal pada hari ahad, 10 Sya'ban 1374/ 3 April 1955.
Gambar murid MHI Puteri
dengan latar belakang gedung MHI tempo doeloe yang di bangun pada tahun 1936 silam sebelum dibongkar pada tahun 1955/56
Ijazah MHI pertama PHI sejak awal berdirinya (ijazah tahun 1953) dan gambar guru MHI Hj. Saniah dan Hj. Sampurna dengan latar belakang gedung MHI yang pertama (photo tahun 1953)










Panitia Penyelenggara Pemungutan Suara Tungkal III Kecamatan Tungkal Ilir atau Komite Aksi Pemilihan Umum (KAPU) di depan Kantor Pasirah Marga Tungkal Ilir.
Duduk dari kiri ke kanan bawah: Abdul Kadir, Calka, Indar Zaini, Zaini, (Panglima) H. Saman KH. M. Arsyad Ismail.

Berdiri dari kiri ke kanan bawah: Zainal, Masrani. AR, Masrani Kamar, KH. M. Ardi, H. Abdurrahim, Kurnia Ramli, Mangku Basri. (29 September 1955)

Konferensi Masyumi Anak Cabang Kuala Tungkal. (7-8-9 Juli 1956)







Gambar bersama pelajar MHI puteri di gedung yang baru di rehab. (1956)
Pelajar Puteri MHI bersama dewan guruDari kiri ke kanan: H. Asmuni (Pasirah), A. Azizi, Sarnubi Insi, H. Hamzah, KH. M. Daud Arif, KH. Abdurrahman Hakim dan KH. Gumri Abdullah

Organisasi Tarbiyyatul Muballighin Kuala Tungkal yang berdiri pada tahun 1953
Dari kiri ke kanan duduk: Mahiddin, Hasanuddin, H. M. Ali bin H. Abd. Wahab, H. Ahmad Basri, Said Magewi, Jauhari, Jamri bin H. Lamri dan Abdul Halim Kasim
Dari kanan ke kiri duduk: Kasyful Anwar, Syafi’I, Ghazali, A. Murni, , Tajuddin, M. Aini, Hasan Basuni, Ambo’ Tang dan Asnawi Badrun. (Photo 1956)
Keluarga Datuk Penghul Haji Bahruddin (1 Syawal 1376 H)






Organasasi Pelajar PEPTIUS (Persatuan Pelajar Tungkal Ilir Ulu [dan] Sekitarnya) Tanjung Jabung. Organisasi yang dibentuk oleh/dan mayoritas alumni MHI Kuala Tungkal di ketuai oleh alm. (KH) Said Magewi dan (KH) Abdul Halim Kasim, (SH) sebagai Sekretarisnya. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1957. Dikarenakan terjadinya pemberontakan PRRI di Padang, maka para pelajar Tanjung Jabung pulang ke kampung halamannya masing-masing, dan organisasi ini bubar dengan sendirinya. Tidak ada seorangpun dari mereka yang menamatkan pendidikan di Bukit Tinggi. Mereka belajar di beberapa sekolah, seperti SMI (Sekolah Menengah Islam) Bukit Tinggi, Sekolah Pertanian Kayu Tanam, SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Bukit Tinggi, Ponpes Parabek Bukit Tinggi. Di antara mereka ada yang melanjutkan studinya di Jogjakarta.
Atas: dari kiri ke kanan
Abdi, Jahri SH, (H.) Matnor, M. Jumli Saman, (BA), Tanthowi, Arsyad, Shiddiq, Abdurrahman, Zainal Arifin (Mantan Pasirah) dan Nazar Lukman.
Bawah: dari kiri ke kanan
Jalil, (H.) Abdurrahman, H. Aspani (Polisi/Pelinding), (KH.) Said Magewi (Ketua), (KH.) Abdul Halim Kasim (SH) (Sekretaris), Abdurrahman dan M. Yunus.
(Bukit Tinggi, 16 Maret 1958)
Guru dan Murid MHI Puteri.
Dari bawah duduk kiri ke kanan: Hj. Kastaniah, Hj. Salabiah, Hj. Sampurna, Hj. Raudhah dan Hj. Rasyidah.
Dari atas berdiri kiri ke kanan: Hj. Jam’iah, Arfiah, Syamsiah, Halimah, Arbaiyah, Raihan, Rukiyah,………., Nurlena, Acah, Hafsah dan Kafsah. (Photo 1958)


Gambar Puteri 1958 (1)







Gambar puteri 1958 (2)







Gambar puteri 1958 (3)







Gambar Guru Puteri pertama (Photo tanggal 10-6-1378/22-12-1958)
Dari kiri bawah: Ustazah Mariam (1953), Hj. Saniah (1950)
Dari kiri bawah: Hj. Salabiah (1953), hj. Sampurna (1951)





Pelantikan anggota DPRD Provinsi jambi Pertama tahun 1957.





Refreshing (mungkin perjalanan) sewaktu kunjungan ke Jambi dalam rangka pertemuan anggota Dewan Kabupaten Batang Hari sekitar tahun 1959






Kegiatan rapat sewaktu menjabat sebagai Anggota DPRDP Kabupaten Batanghari (sekitar 1959)



Anggota DPRD Kabupaten Batang Hari (sekitar 1958/59)






Peringatan Sidang Pleno DPRDP Jambi memilih anggota DP. Nasional Tanggal 29 Januari 1959. (Photo 1959)





KH. Thaib Anwari (berkaca mata) sebagai kepala KUA Tungkal Ilir dan KH. M. Arsyad (berpeci hita paling kanan) sebagai wakilnya pada saat menikahkan seorang lelaki sekitar tahun 1960-an.





Rakyat Masyumi Kuala Tungkal (1960-an)






Rakyat Kuala Tungkal dalam sebuah rapat yang dilaksanakan di Gedung Nasional Kuala Tungkal (1960-an)







Acara tasmiyahan, KH. Shaleh Ramli sedang memberikan nama, dan KH. Kasyful Anwar Al-Hafiz (gambar tengah, baju hitam, peci haji) (1960-an)



Setelah mengikuti kegiatan MTQ Provinsi Jambi di Kota Jambi tahun 1961 mendapatkan peringkat I atas nama KH. Kasyful Anwar Al-Hafidz dan Peringkat II adalah H. M. Dong dari jambi dalam Cabang Hilawah.
Dari kiri ke kanan: KH. M. Ardhi, KH. M. Daud Arif, KH. Kasyful Anwar, KH. Kasim Shaleh, Ustaz Masrani dan KH. M. Arsyad.


Majelis Tahsinil Qira'ah Kuala Tungkal bagian Putera oleh KH. Kasyful Anwar Al-Hafidz (Photo 1961)







Murid Ibtidaiyah MHI Putri di depan Mesjid Agung Al-Istiqamah ketika HUT MHI ke 25 berdirinya MHI Kuala Tungkal. (1961)




Gambar para guru dan pengurus MHI di depan rumah KH. Abdul Wahab (alm) tahun 1961.
Nampak duduk dari kiri: Ust. Masrani, KH. Gumri, KH. M. Ardhi. KH. M. Daud, H. Abdurrahman Hakim, H. M. Tayeb
Nampak berdiri dari kiri: KH. Ali, KH. Kastalani, KH. M. Arsyad, KH. M. Shaleh



KH. M. Daud Arif, Hj. Saniah, Hj. Sampurna dan murid MHI Puteri gambar tahun 1961.








Gambar murid MI MHI Puteri Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. (Photo, 11 Maret 1962)





Kenang-kenangan gambar pelajar MHI Putera pada tahun 1962 M/1383 H
Gambar guru di tengah dari kiri: KH. M. Arsyad, KH. M. Ali Wahab, KH. Abdurrahman Hakim, KH. Abdul Qadir Jalaini, dll.








Peringatan Seperempat Abad berdirinya MHI Kuala Tungkal.
Dari bawah kiri ke kanan duduk: Hj. Afifah, Hj. Mastania dan Hj. Rafi’ah.
Dari tengah kiri ke kanan: Maria, Hj. Salabiah, Hj. Sampurna, Hj. Saniah.
Dari atas berdiri kiri ke kanan: Hj. Rukayyah, Arbaiyah, Nursibah, Saiyah, Hj. Ramlah, Shafiah, Kartinah. (Photo 1961)


Dahulu Tuan Guru yang 1 ini, mmg tiada 2-nya, hampir dalam segala aspek.....
ini photo tatkala pawai, "mungkin dalam rangka merayakan HUT PHI", sekitar tahun 1960-an...







Guru dan murid Ibtidaiyah MHI; Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri (4 Syawal 1381/11 Maret 1962)





Hari Peringatan Pemberian Hadiah dan Ijazah Madrasah Hidayatul Islamiyah Kuala Tungkal. (1 Muharram 1382/4 Juli 1962)
Dari bawah kiri ke kanan: Hj. Abidah, Hj. Rahimah, KH. Gumri Abdullah, KH. M. Ardhi, Hj. Saidah, Hj. Mastaniah.
Dari berdiri kiri ke kanan: Syamsiah, , Arbaiyah, Salabiah, hj. Sampurna, Ramlah (A Hwa), Dahlinar, Arbaiyah Hj. Afifah. (Photo 1962)
Photo bersama Murid MHI Puteri bersama ustaz Hasanuddi Arna (sekitar 1976)





Photo bersama Murid MHI Puteri bersama ustaz Hasanuddi Arna (sekitar 1976)





Organisasi Tarbiyyatud Da’wah wal Muzakarah Kuala Tungkal yang berdiri pada tahun 1962.
Dari bawah kiri ke kanan: H. Ghazali, M. Sata’ Nasir, Abdul Halim Kasim, Said Magewi, H. Ahmad Basri HAM, H. Ali Wahab.
Dari tengah kiri ke kanan: Abdul Manaf, Abdul Hamid, Asfan, Nazar Lukman, Ambo’ Tang,…………, Hasanuddin.
Dari berdiri kiri ke kanan: Kasyful, Fuad Damhuzi, Hasan Basuni, Drs. Hasbi, Nungcik dan Salman. (6 Maret 1963/11 Syawal 1382)



Peringatan Pelajaran Pemberantasan Buta Huruf (PBH) Parit IX Tungkal I tanggal 1-1/31-8-1963





Pelajar Puteri MTs MHI bersama guru Duduk dari kiri: KH. M. Syibli. KH. M. Daud dan KH. M. Ali (sekitar akhir 1968)





Kunjungan Ketua MUI Pusat KH. Hasan Basri dan Pimpinan Partai Masyumi Pusat Prawoto Sasmita ke Kuala Tungkal (1). (15 Juli 1969)




Kunjungan Ketua MUI Pusat KH. Hasan Basri dan Pimpinan Partai Masyumi Pusat Prawoto Sasmita ke Kuala Tungkal (2). (Pelabuhan Kuala Tungkal,15 Juli 1969)



PHI Tempo Dulu